Kesaksian Terbaru Mengenai Kasus Kopi Sianida Mirna SalihinMembuat Jessica Wongso Mendapat Perhatian Publik

dokumenter mirna

Dokumenter Mirna Salihin – Penampilan terbaru Jessica Wongso telah menarik perhatian banyak pihak belakangan ini. Hal ini terkait dengan perilisan sebuah film dokumenter yang mengangkat kasus kopi sianida yang merenggut nyawa Mirna Salihin di Kafe Oliver, Jakarta Pusat pada Januari 2016. Film tersebut, berjudul ‘Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso,’ baru-baru ini dirilis di platform Netflix pada Jumat, 29 September 2023.

Film yang disutradarai oleh Rob Sixsmith ini memfokuskan pada wawancara terbaru dengan individu-individu yang terlibat dalam kasus tragis tersebut, termasuk wawancara dengan Jessica Wongso yang saat ini tengah menjalani hukuman penjara selama 20 tahun sejak putusan hakim pada Oktober 2016. Durasi film dokumenter ini mencapai 1 jam 26 menit (86 menit), dengan momen wawancara dengan Jessica Wongso terjadi pada menit ke-30:30.

Saat wawancara berlangsung, semua percakapan antara kru film dan Jessica Wongso menggunakan bahasa Inggris. Meskipun waktu wawancara tersebut singkat, penonton dapat melihat bahwa kondisi fisik Jessica Wongso tidak banyak berubah sejak sidang putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tahun 2016. Selama wawancara, Jessica Wongso tampak mengenakan pakaian berwarna hitam dengan rambutnya terikat rapi.

Dalam dialognya, Jessica Wongso mengungkapkan kebingungannya terkait kasus yang telah berlalu selama 7 tahun. Pertemuan pertama dengan Jessica untuk menjadwalkan wawancara dengan kru film dimulai dengan sapaan hangat.

Jessica Wongso: Salam.

Kru film: Salam, Jessica. Aksen Australia Anda sangat bagus.

Selama pertemuan tersebut, Jessica Wongso berbicara tentang ketidakmengertian yang ia rasakan terkait peristiwa tersebut.

Jessica Wongso: Saya masih bingung mengapa ini terjadi pada saya. Saya hanya sedang berlibur, menelepon teman-teman saya untuk ngobrol sambil minum kopi.

Dan sejak saat itu, semuanya terasa tidak masuk akal. Bahkan sebagai karakter utama dalam cerita ini, saya sendiri tidak memahaminya. Ini sangat menyulitkan, sulit untuk menjaga kesehatan mental sehari-hari. Ketika ditanya tentang traumanya, saya mengakui bahwa peristiwa ini benar-benar meninggalkan trauma dalam diri saya.

Media dan cara mereka menggambarkan saya dalam berita juga membuat saya frustasi. Mereka tampaknya hanya mencoba mencari tahu tentang kehidupan saya dan membuat cerita-cerita tanpa dasar. Mereka bertanya, ‘Mengapa Jessica tidak mengaku?’ Namun, bukti apa yang mereka miliki? Saya merasa mereka mengejar sensasi dan menghasilkan uang darinya.

Baca Juga  Berita Terkini! 7 Fakta Terkait Penutupan TikTok Shop oleh Pemerintah

Ketika persidangan berlangsung, saya merasa sangat sulit. Ratusan orang mendekati saya dengan kamera, lampu kilat, dan hal-hal lain yang aneh. Para hakim pun tampaknya mengabaikan semua yang kami sajikan di meja. Saya bertanya pada diri sendiri, jika media tidak begitu tertarik pada saya saat itu, apakah semuanya akan berjalan berbeda?

Tiba-tiba, petugas lapas menghentikan wawancara tersebut, mengejutkan Jessica Wongso dan kru film.

Wawancara dengan Jessica Wongso akhirnya berakhir pada menit 32:18 (2 menit).

Petugas lapas: Maaf, Jessica.

Jessica Wongso: Ya?

Petugas lapas: Saya minta maaf, mungkin ini sudah cukup dalam.

Demikianlah ungkapan Jessica Wongso mengenai pengalamannya dalam sebuah wawancara singkat yang penuh dengan pertanyaan dan perasaan yang rumit.

Pihak Berwenang Melarang Wawancara dengan Jessica Wongso dalam Film Dokumenter

Beberapa individu yang muncul dalam film dokumenter ini termasuk keluarga korban, pelaku, hakim, kuasa hukum, jaksa, para ahli, dan bahkan beberapa artis. Di antara mereka terdapat Jessica Wongso, Mirna Salihin, Otto Hasibuan, Edi Darmawan Salihin (ayah Mirna), dan Marcella Zalianty.

Namun, berdasarkan informasi yang dilansir oleh Kompas.com, Kabag Humas dan Protokol Ditjen Pemasyarakatan (Pas) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Rika Aprianti, menjelaskan bahwa hingga saat ini, belum ada izin resmi untuk wawancara yang dilakukan oleh kru film dokumenter dengan Jessica Wongso. Bahkan, menurutnya, wawancara tersebut dilakukan pada masa pandemi COVID-19 tahun lalu.

“Belum ada izin terkait hal itu,” ujar Rika Aprianti saat dihubungi oleh Kompas.com pada Sabtu (30/9/2023). Ia menegaskan, “Tidak ada izin liputan.”

Ia juga menambahkan, “Pada saat itu, kita sedang dalam kondisi pandemi COVID-19.

Baca Juga  Mengapa Kulit Gatal dan Muncul Ruam saat Stress?

Kontroversi Film Dokumenter Kasus Kopi Sianida: Suami Mirna Salihin Setelah Jessica Wongso Dipenjara

Baru-baru ini, masyarakat Indonesia digegerkan oleh kemunculan sebuah film dokumenter yang mengangkat kasus kopi sianida yang melibatkan Jessica Kumala Wongso. Melalui film tersebut, publik diundang untuk mengingat kembali peristiwa tragis kematian Wayan Mirna Salihin pada tahun 2016, saat ia meninggal setelah meminum kopi di Cafe Oliver Plaza Indonesia.

dokumenter mirna salihin ice cold
dokumenter mirna salihin ice cold

Kemudian, terungkap bahwa kopi yang diminum oleh Mirna Salihin mengandung sianida. Kasus ini semakin mencuri perhatian ketika polisi berhasil mengamankan pelaku, yang tidak lain adalah Jessica Wongso, sahabat akrab Mirna Salihin. Jessica Wongso dijatuhi hukuman 20 tahun penjara atas tuduhan pembunuhan.

Film dokumenter ini kembali memicu diskusi di kalangan masyarakat, yang mulai mempertanyakan kembali siapa sebenarnya pembunuh Mirna Salihin. Ketidakpastian ini tidaklah tanpa alasan.

Dalam film tersebut, terdapat beberapa kejanggalan, termasuk pernyataan Edi Darmawan Salihin, ayah kandung Mirna Salihin, serta kesaksian para ahli. Namun, yang paling mencuri perhatian adalah penampilan singkat Jessica Wongso dalam film tersebut, meskipun namanya dijadikan judul utama. Jessica Wongso hanya muncul beberapa menit saja.

Saat berbicara tentang pengalaman pilunya selama di penjara, Jessica Wongso dihentikan oleh petugas lapas. Untuk diketahui, saat ini Jessica Wongso menjalani hukuman penjara di Lapas Pondok Bambu, Lapas Wanita Kelas IIA, Jakarta. Pewawancara datang untuk keperluan film dokumenter, dan Jessica Wongso menjawab pertanyaan dengan sigap.

Dalam bahasa Inggris, Jessica Wongso berbicara mengenai perasaannya setelah menghabiskan waktu di penjara sejak tahun 2016.

Saya bingung mengapa ini terjadi pada saya. Saya sedang berlibur dan hanya menelepon teman-teman untuk berbincang sambil menikmati secangkir kopi. Sejak saat itu, semuanya terasa tidak masuk akal, bahkan saya sebagai tokoh utama tidak memahaminya. Ini sangat menjengkelkan dan sangat sulit. Menjaga kesehatan mental setiap hari menjadi tantangan besar,” ungkap Jessica Wongso dalam bahasa Inggris dengan aksen Australia.

Baca Juga  Viral! Jepang Buang Limbah Air Nuklir Radioaktif ke Samudra Pasifik 2023

Pada saat Jessica Wongso sedang berbicara tentang peran media dan ketidakadilan dalam kasusnya, petugas lapas secara tiba-tiba menghentikan wawancara tersebut. Akhirnya, wawancara dengan Jessica Wongso berakhir pada menit 32.18, meskipun hanya berlangsung selama dua menit.

Penampilan Jessica Wongso dalam film dokumenter yang berdurasi 1 jam 26 menit menjadi viral di media sosial.

Sementara itu, seiring dengan viralnya Film Dokumenter mengenai kasus kopi sianida, muncul pertanyaan tentang keluarga almarhumah Mirna Salihin. Dalam konteks ini, kabar terbaru mengenai kembaran Mirna Salihin, yakni Made Sandy Salihin, juga mulai mencuat.

Sandy Salihin, setelah kasus kematian Mirna, secara rutin membagikan kenangan bersama saudaranya yang sudah tiada, yang dapat ditemukan di akun Instagram pribadinya, @made_s88. Ia, seorang ibu yang memiliki dua anak, sering mempublikasikan foto-foto yang menunjukkan momen bersama Mirna Salihin.

Pada awal tahun, Sandy kerap membagikan kenangan bersama Mirna, sang kembar yang sangat ia cintai. Dalam salah satu postingnya, Sandy mengekspresikan kerinduannya, “I always wish to see you again, again and again… Be Happy Up there, we miss you too much down here” (Saya selalu berharap bertemu kamu lagi, lagi dan lagi… Bahagia di atas sana, kami merindukanmu di bawah sini).

Dalam kehidupan sehari-hari, Sandy Salihin sering kali terlibat dalam berbagai aktivitas bersama teman-temannya. Meskipun demikian, di platform media sosialnya, ia lebih cenderung membagikan pengalaman kuliner daripada momen dengan sahabat-sahabatnya.

Sementara itu, berbeda dengan Sandy Salihin, suami almarhumah Mirna, Arief Soemarko, tampaknya telah menjalani kehidupan yang lebih tertutup sejak kasus tersebut. Setelah persidangan Jessica Wongso selesai, Arief Soemarko hampir tak pernah muncul lagi di media sosial.

Berita terakhir yang bisa ditemukan mengenai Arief Soemarko adalah kabar bahwa ia kini tinggal di Melbourne, Australia, meskipun ada unggahan yang mengindikasikan bahwa ia sempat kembali ke Indonesia untuk menghadiri suatu pernikahan.

Dalam postingan terakhirnya di Facebook, Arief Soemarko mengganti foto profilnya. Ia terlihat lebih sehat dibandingkan dengan penampilannya terakhir saat persidangan Jessica Wongso. Ciri khas kacamata tetap melekat pada dirinya. Dalam momen terakhirnya di media sosialnya, Arief Soemarko mengungkapkan bahwa ia sedang mengunjungi Banjarmasin untuk menghadiri pernikahan seorang kerabat.

Gilbert Snyder

Gilbert Snyder