Berita Terbaru! Djarot Sebut Gibran Membangkang PDIP: Saya Merasa Gagal dalam Tugas Kaderisasi 2023

pdip

Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bidang Ideologi dan Kaderisasi, Djarot Saiful Hidayat, mengungkapkan bahwa Gibran Rakabuming Raka telah menunjukkan sikap yang bertentangan dengan arahan partainya setelah menerima penunjukan sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto.

Djarot merasa dirinya tidak berhasil dalam menjalankan tugas kaderisasi di dalam tubuh PDIP. Dalam sebuah diskusi yang diadakan oleh Ganjar Center di Jakarta pada Senin, 30 Oktober 2023, Djarot mengungkapkan perasaan prihatin dan kekecewaannya. Ia merasa tersentuh karena nilai-nilai yang telah ditanamkan dalam sekolah partai tampaknya tidak diindahkan oleh beberapa pihak, semata-mata demi kekuasaan. Djarot merasa bahwa dirinya bertanggung jawab atas situasi ini dan menganggapnya sebagai kegagalan pribadi.

Djarot menjelaskan bahwa salah satu tugas utamanya adalah mendidik para kader dengan menanamkan ideologi partai dan mempersiapkan mereka melalui proses kaderisasi. Dalam proses ini, ia menekankan pentingnya tiga hal utama yang harus ditanamkan kepada para kader, yaitu disiplin, loyalitas, dan keikhlasan.

“Disiplin, mencakup disiplin dalam berbicara, penguasaan teori, pemahaman waktu, dan aspek-aspek lainnya. Kemudian, loyalitas, di mana kader diharapkan untuk menjunjung tinggi kesetiaan terhadap ideologi partai, tujuan negara, serta aturan partai. Yang ketiga adalah ikhlas,” lanjutnya.

Djarot menyatakan bahwa dalam hal ini, dirinya merasa telah mengalami kegagalan, terutama dalam hal menanamkan loyalitas. Ia menilai bahwa tindakan yang diambil oleh Gibran adalah salah satu contoh konkret dari ketidaksetiaan terhadap nilai-nilai dan tata aturan partai. Djarot menegaskan bahwa pada beberapa aspek, ia merasa tidak berhasil menciptakan tingkat disiplin dan loyalitas yang diharapkan dalam proses kaderisasi tersebut.

Menurut Djarot, upaya kaderisasi yang dilakukan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah menunjukkan keberhasilan yang signifikan melalui contoh nyata, yakni sosok Ganjar Pranowo yang diusung sebagai bakal calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden 2024.

Baca Juga  Berita Viral! Driver Ojol Dany, Pemuda dengan Kisah Mengharukan saat Mengantar Wanita Panggilan

Djarot menekankan bahwa Ganjar Pranowo tetap mempertahankan loyalitasnya terhadap PDIP, bahkan ketika menerima tawaran dari partai lain. Dalam konteks ini, Djarot menyatakan, “Ada yang mengalami kegagalan, tetapi juga banyak yang berhasil. Contoh keberhasilan tersebut dapat dilihat dari sikap Mas Ganjar. Meskipun telah menerima rayuan dari partai lain, Mas Ganjar dengan teguh memutuskan untuk tetap sebagai kader PDIP, dengan tegas menyatakan, ‘Saya adalah kader PDIP.

Tanggapan Prabowo Mengenai Kesedihan PDIP Terkait Dukungan Jokowi

Prabowo Subianto, bakal calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju, memberikan respons terhadap pernyataan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengungkapkan kesedihannya karena merasa ditinggalkan oleh Presiden Joko Widodo. Pernyataan ini muncul setelah Presiden Jokowi memberikan restu kepada Gibran Rakabuming Raka, seorang kader PDIP, untuk menjadi bakal calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.

Prabowo menyatakan bahwa situasi ini merupakan bagian dari dinamika dalam sebuah sistem demokrasi. Ia juga mengingatkan bahwa Partai Gerindra, tempatnya bernaung, juga pernah mengalami hal serupa di mana beberapa kader mereka ditarik oleh partai lain.

Dalam pernyataannya di Posko Pemilih Prabowo-Gibran di Gunawarman, Jakarta pada Senin, 30 Oktober 2023, Prabowo menegaskan bahwa hubungan antara dirinya dan PDIP tetap baik meskipun telah mendeklarasikan Gibran sebagai bakal calon wakil presidennya. Ia menambahkan, “Kita masih menjalin hubungan yang baik, karena pada akhirnya, kita semua adalah bagian dari bangsa yang sama dan negara yang sama.”

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Hasto Kristiyanto, menyampaikan perasaan sedih yang mendalam atas keputusan Presiden Joko Widodo untuk mengalihkan dukungannya kepada Gibran sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.

Hasto menyatakan, “PDI Perjuangan saat ini dalam suasana sedih, hati yang terluka, dan berserah diri kepada Tuhan dan Rakyat Indonesia atas peristiwa yang terjadi saat ini.” Hal ini diungkapkannya pada hari Minggu, tanggal 29 Oktober.

Baca Juga  Fitur Terbaru WhatsApp 2024, Chat WA Dikunci Gunakan Sidik Jari

Menurut Hasto, banyak anggota partai, terutama di tingkat akar rumput, merasa sulit untuk percaya bahwa salah satu kader terbaik mereka telah memutuskan untuk meninggalkan partai yang telah membesarkan namanya, yaitu Partai Banteng.

“Kami telah memberikan cinta dan penghormatan yang besar kepada Presiden Jokowi dan keluarganya, namun kami merasa ditinggalkan karena adanya permintaan lain yang berpotensi melanggar prinsip-prinsip kebaikan dan Konstitusi,” tambahnya.

Hasto juga mencatat bahwa sejak munculnya isu bahwa PDI-P akan kehilangan dukungan, seluruh kader dan pendukung berharap bahwa hal tersebut tidak akan menjadi kenyataan. Namun, sayangnya, Presiden Jokowi, yang telah mendapatkan dukungan sejak menjabat sebagai Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga dua periode sebagai Presiden RI, akhirnya memutuskan untuk meninggalkan PDI-P.

Hasto menyimpulkan, “Awalnya, kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun kenyataannya, itu telah terjadi.”

Gilbert Snyder

Gilbert Snyder